Lebih lanjut dikatakan, kalau Pemerintah hanya tergantung pada anggaran APBD saja apalagi bergantung dana transfer dari pusat, maka tentu saja sangat terbatas. Tidak mungkin kita membiayai pembangunan infrastruktur terutama di kawasan tertinggal, terluar dan terdepan (3T).
“Kita punya ruang fiskal sangat sempit tidak ada cara lain kecuali melakukan alternatif. Langkah-langkah tadi adalah solusi yang dapat kita lakukan,” kata Lewerissa.
Menanggapi hal tersebut Paslon nomor urut 1 Jefry Rahawarin menilai, kita tidak cukup kerjasama dengan pihak lain, tetapi kita harus menggali apa yang ada dalam diri kita seperti, membuat pemberdayaan ekonomi masyarakat, kita melihat potensi alam apa yang ada pada kita.
Kita datangkan investor tidak cukup kita bekerjasama, Rahawarin sebut harus berkoordinasi, kita menggali apa yang ada seperti sumber daya alam dan manusia, kita membangun UMKM-UMKM baru.
Di kesempatan yang sama Paslon nomor ururt 2 Murad Ismail menanggapi, memang kita sadar betul APBD Fiskal sangat kecil, namun ketika dia duduk dilantik jadi Gubernur Maluku dirinya akui sudah dibekali hutang 400 Miliar.
“Sampai 2024 saya mendapat surplus Rp224 Miliar, dan untuk pengelolaan keuangan saya tidak bangga, tapi saya WTP 5 tahun berturut-turut dengan APBD yang sangat terbatas. Ini yang membuat saya yakin, walaupun APBD kita kecil, kita tidak akan mencari hutang dimana-mana,” tandasnya.(AM-29).