Tidak seperti para penyintas lain yang terperdaya oleh iming-iming mendapat pekerjaan sebagai pramusaji restoran, pegawai hotel atau staf di kasino, Daniel menyadari bahwa dia ke Kamboja untuk bekerja di industri penipuan, namun akhirnya turut menjadi korban perdagangan manusia dan perbudakan di tempatnya bekerja.
Orang-orang yang memasuki industri penipuan dengan penuh kesadaran tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan juga dapat menjadi korban pelanggaran lain yang terjadi di dalam kompleks tersebut, seperti kerja paksa, penyiksaan, dan perlakuan buruk atau perbudakan lainnya.
Daniel pernah dibebaskan dari suatu kompleks penipuan di Kamboja pada tahun 2023. Meskipun sepenuhnya menyadari kekerasan dan iklim ketakutan yang ada di kompleks tersebut, Daniel mengatakan kepada Amnesty International bahwa ia dengan sukarela kembali bekerja di kompleks penipuan lain karena ia membutuhkan uang dan tidak mendapat pekerjaan di negara asalnya.
Kembalinya Daniel ke Kamboja untuk bekerja di suatu kompleks penipuan lain awalnya berjalan baik, katanya, dan ia menghasilkan uang saat bekerja di kompleks itu dan ia bebas untuk pergi dan tidak mengalami penyiksaan fisik. Namun, setelah beberapa bulan, ia “dijual” oleh bosnya ke kompleks lain, di mana ia dikurung dan ditempatkan pada risiko penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya.