Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaHukum & KriminalInternasionalNasionalUtama

Laporan Amnesty Ungkap Perdagangan Manusia, Perbudakan dan Penyiksaan Ribuan Pencari Kerja termasuk WNI di Kompleks Penipuan Online di Kamboja

14
×

Laporan Amnesty Ungkap Perdagangan Manusia, Perbudakan dan Penyiksaan Ribuan Pencari Kerja termasuk WNI di Kompleks Penipuan Online di Kamboja

Sebarkan artikel ini
Liustrasi perdagangan manusia - Radar Bogor

“Riset Amnesty mengungkap betapa mengerikannya skala krisis ini, dan bagaimana otoritas Kamboja gagal menanganinya. Kegagalan ini justru memberi lampu hijau kepada jaringan kriminal yang jangkauannya sudah internasional, dengan jutaan orang menjadi korban penipuan.”

Temuan Amnesty menunjukkan adanya koordinasi — dan kemungkinan kolusi — antara para pemimpin kompleks asal Tiongkok dan polisi Kamboja, yang gagal menutup kompleks-kompleks tersebut kendati terjadi pelanggaran HAM yang parah di sana.

Penyintas yang diwawancarai Amnesty berasal dari Tiongkok, Thailand, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Indonesia, Taiwan, dan Ethiopia. Amnesty juga memiliki data ratusan korban lainnya dari India, Kenya, Nepal, Filipina, dan negara lain.

Penyintas asal Indonesia: “Tolong saya…saya tidak bisa tidur”

Baca Juga  Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengatakan kasus penghinaan kerajaan yang melibatkannya telah dihentikan

Seorang penyintas adalah Daniel*, asal Indonesia. Dia adalah satu dari setidaknya 45 penyintas yang diwawancarai Amnesty yang mendengar, menyaksikan, atau menjadi korban penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya saat berada di dalam kompleks penipuan online.

“Tolong…saya tidak bisa tidur.” Demikian salah satu dari pesan-pesan yang dikirim oleh Daniel kepada Amnesty pada tahun 2025. Dia meminta bantuan agar bisa keluar dari KK01, yaitu sebutan untuk salah satu kompleks penipuan di Provinsi Koh Kong, Kamboja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *