MINNEAPOLIS, MN, arikamedia.id – Hampir 1.200 orang di Israel tewas setelah Hamas menyergap mereka, dengan lebih dari 250 orang disandera. Dalam hampir dua tahun sejak serangan tersebut, lebih dari 60.000 warga Palestina diduga tewas akibat respons militer Israel yang terus berlanjut, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Dan pertikaian mengenai resolusi-resolusi ini terjadi ketika dukungan Partai Demokrat yang dulu nyaris tak tergoyahkan untuk Israel telah retak di tengah pertumpahan darah. Kekhawatiran atas meningkatnya jumlah korban tewas di antara warga Palestina oleh banyak anggota basis progresif partai telah melonjak musim semi dan panas ini, di tengah apa yang banyak digambarkan sebagai kelaparan di Gaza. Jajak pendapat terbaru menunjukkan dukungan untuk aksi militer Israel yang berkelanjutan di Gaza sedang merosot di kalangan Demokrat.
Perpecahan dalam partai tersebut sebagian terjadi antara sayap yang lebih tua dan lebih moderat yang berhati-hati dalam hal menyalahkan Israel, dan sayap yang lebih muda dan lebih progresif yang menginginkan tindakan tegas dalam menanggapi penderitaan manusia di Gaza.
“Satu hal yang disepakati semua orang di ruangan ini adalah bahwa krisis di Gaza sangat mendesak,” ujar Martin saat memperkenalkan resolusinya. Resolusi ini berfokus pada krisis kemanusiaan dan menegaskan bahwa krisis ini harus ditangani sebagai keadaan darurat.