Badan militer Israel yang bertugas mentransfer bantuan ke wilayah tersebut, yang dikenal sebagai COGAT, menyebut laporan itu “salah dan bias.” COGAT menyatakan bahwa langkah-langkah signifikan telah diambil untuk meningkatkan jumlah bantuan yang masuk ke Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan lebih dari 100.000 truk bantuan telah memasuki Gaza sejak awal perang, termasuk gelombang besar dalam beberapa pekan terakhir. Namun, para ahli mengatakan Gaza masih terguncang akibat pengetatan blokade dari awal Maret hingga pertengahan Mei, ketika Israel melarang impor semua makanan, obat-obatan, dan barang-barang lainnya.
“Semakin banyak orang, terutama anak-anak, yang meninggal karena kematian yang sebenarnya dapat dicegah akibat kelaparan dan penyakit, karena Israel menjadikan kelaparan sebagai bagian inti dari kampanyenya untuk menguasai Jalur Gaza,” kata Chris Newton, seorang analis di International Crisis Group.
Netanyahu mengatakan tekanan militer yang lebih besar diperlukan untuk mencapai tujuan Israel dalam membebaskan para sandera yang ditawan Hamas dan melenyapkan kelompok militan itu sepenuhnya. (**)