Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu sebesar 4,7%, didorong oleh peningkatan penjualan semen untuk properti.
Kemudian kinerja ekspor neto diproyeksikan membaik karena kinerja ekspor yang lebih baik di kuartal II/2024. Lebih optimistis, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede melihat ekonomi akan tumbuh pada angka 5,02%. Meski melambat, pertumbuhan yang masih berada di kisaran 5% terutama didorong oleh permintaan domestik, yang relatif tetap kuat meskipun terjadi penurunan permintaan eksternal.
Sementara melemahnya permintaan eksternal sebagian besar disebabkan oleh perlambatan ekonomi global, terutama China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dan mitra dagang utama Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan China melambat secara signifikan dari 5,3% yoy pada kuartal I/2024 menjadi 4,7% yoy pada kuartal II/2024, yang berdampak buruk pada kinerja ekspor.
Angka yang muncul dari konsensus ini terpantau lebih rendah dari perkiraan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. “Kami memperkirakan untuk triwulan kedua, berarti antara April, Mei, dan Juni yang sudah selesai, akan tumbuh di 5,0% atau bahkan sedikit di atas 5% year-on-year,” katanya, Jumat (02/08/2024). Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2024 pada Senin (5/8/2024), pukul 11.00 WIB. (*)