Direktur Utama PT BTR, Boiyke Poerbaya Abidin, memastikan perusahaan terus melakukan langkah aktif untuk menanggulangi dampak lingkungan pasca insiden tenggelamnya tongkang di area Wetar Base Camp (WBC).
“Kami masih terus melakukan treatment aktif di tiga titik area WBC dengan menggunakan perahu dan peralatan khusus untuk mengatasi residu yang tenggelam. Setelah itu dilakukan penyedotan dan pembersihan,” jelas Boiyke.
Selain treatment aktif, BTR juga melakukan pemantauan harian terhadap kualitas air laut di sekitar lokasi. “Kami menambah beberapa titik pemantauan sesuai arahan Dinas Lingkungan Hidup, termasuk satu titik kontrol di perairan selatan Wetar yang cukup jauh dari lokasi kejadian,” katanya.
Pemantauan terhadap biota laut pun dilakukan setiap hari untuk mendeteksi kemungkinan adanya kematian ikan akibat pencemaran. “Hingga saat ini tidak ditemukan ikan mati di area tersebut,” tambahnya.
Menurut Boiyke, sampel air laut dari lokasi kejadian telah diambil pada 10 Oktober 2025 dan dikirim ke laboratorium terakreditasi di Jakarta pada 14 Oktober. “Biasanya proses analisa membutuhkan waktu sekitar dua minggu setelah sampel diterima,” ujarnya.
Terkait evakuasi tongkang, Boiyke menyebut bagian depan kapal telah berhasil ditarik pada 19 Oktober, sementara bagian belakang masih terkendala karena tertanam dan mengalami kebocoran tangki.