“Di sisi lain, medsos sarat dengan konten yang jika tidak difilterisasi dengan baik oleh orang tua, maka kemajuan teknologi ini bisa mengancam perkembangan moralitas anak-anak tidak terkecuali orang dewasa,” ujarnya.
Fenomena medsos saat ini bahkan dijadikan untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks, berita kebencian hingga berita provokasi. Karena itu Sahertian mengungkapkan, perlu di lakukan advokasi bagi seluruh warga Gereja di jemaat GPM Bethel melalui pembinaan keluarga (Binakel) agar semakin dewasa menggunakan medsos demi peningkatan kualitas hidup.
Beberapa permasalahan agar digumuli oleh warga Gereja jemaat GPM Bethel ditambahkannya antara lain, kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja, tingkat kemahalan semakin tinggi, daya beli masyarakat semakin berkurang, terbatasnya lapangan pekerjaan saat ini dirasakan oleh umat dan masyarakat, termasuk di kota Ambon dan di kecamatan Sirimau.
Menghadapi kenyataan ini, menurutnya, kita harus mendorong umat dan masyarakat kita untuk bekerja dengan tekun dan disiplin sehingga kita diberkati oleh berkat-berkat Allah, dalam hidup dan pengabdian kita. Kita harus menyadari generasi muda, generasi penerus bangsa telah terjerumus dalam minuman keras, judi, seks bebas, hal ini sangat memerlukan perhatian serius kita semua. Kita harus bahu membahu menyelesaikan masalah ini secara sistematis, dan terprogram sehingga generasi muda Gereja dan bangsa bangkit berkreasi, berinovasi dan berakvitas sesuai kemampuan dan talenta yang ada pada mereka.