Menurutnya, dimensi keteguhan gereja terletak pada berakarnya Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus, menganalogikan GPM sebagai tanaman yang bertumbuh, disiram dan Allah memberikan pertumbuhan.
“Sementara Gereja yang profetik adalah gereja yang menyampaikan suara Allah sebagai bentuk pernyataan kehendak Allah untuk menghadirkan kasih, kebenaran, keadilan, pertobatan, pengampunan dan damai sejahtera bagi manusia dan dunia,” ucapnya.
Kata Sahertian, sebagai wujud Gereja yang berbuah nampak dari perilaku hidup, etis Injili oleh pelayan dan warganya, agar tidak terjerumus dalam godaan dunia, seperti penggunaan narkoba, seks bebas, judi online, dan lain-lain.
GPM menuju 90 tahun di tahun 2025 dan menuju 1 abad di tahun 2035 tambahnya, bukanlah perjalanan mulus tanpa tantangan, fase-fase berat sudah dilalui dan akan terus dihadapi dan dirasakan oleh Gereja Protestan Maluku baik pelayan maupun umat.
Lebih jauh dikatakan, salah satu tantangan yang kini dirasakan adalah tantangan dibidang kemajuan teknologi digital, perkembangan media sosial memperlihatkan bahwa kebutuhan masyarakat akan internet dan medsos semakin tinggi dan signifikan, di satu sisi, medsos menjadi sarana komunikasi dan informasi yang efektif.