Basir menjelaskan, situasi kampanye yang berfungsi sebagai “pasar ide” seharusnya dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Kota Ambon. Pemilih yang cerdas akan berfokus pada bagaimana calon mengatasi masalah lokal, terutama dengan memperhatikan pengalaman, rekam jejak, dan rencana kongkrit mereka untuk menjalankan program yang ditawarkan.
Dengan demikian, “jual beli ide” dalam kampanye ini bisa menjadi mekanisme seleksi yang tepat untuk memilih pemimpin yang paling memahami dan siap menghadapi tantangan di Kota Ambon.(AM-29)