Lebih lanjut, materi kuliah tamu disampaikan oleh Analis Perekonomian dari Kemenko Perekonomian Jajang Somantri dan Raka Yudhistira, Pemeriksa Bea dan Cukai dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ternate Sukirman Busrah, dan Wakil Direktur Pascasarjana Unkhair Amran Husen.
Dalam paparannya, Jajang Somantri menyampaikan pentingnya transisi energi dalam upaya mencapai ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Negara berkembang lebih terdampak akibat perubahan iklim dibandingkan negara maju. Untuk itu, Indonesia perlu mengawal komitmen pendanaan dari negara maju ke negara berkembang di sektor lingkungan hidup dan transisi energi.
Kemudian, Raka Yudhistira yang mewakili Sekretariat Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia memaparkan mekanisme dan potensi kerja sama dalam skema JCM. Raka menyatakan bahwa Kemenko Perekonomian berperan penting dalam mendorong pembangunan rendah karbon melalui skema JCM dengan Pemerintah Jepang. Saat ini, JCM telah memiliki 55 proyek di Indonesia.
Selain membahas transisi energi, kuliah tamu juga mendiskusikan perdagangan internasional, khususnya pasar ekspor Malut. Sukirman Busrah mengungkapkan bahwa Malut tidak hanya kaya akan barang tambang dan critical minerals, namun juga komoditas lain seperti pala, cengkeh, kelapa, dan ikan tuna. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ternate saat ini sedang giat melakukan asistensi kepada UMKM yang memiliki potensi ekspor.