“(Penggunaan aparat di) DKI tentu saja ada, semua daerah adalah, apalagi kan kami ini kan praktis seperti David and Goliath gitu kan,” ungkap anggota bidang data dan informasi timses Pramono Anung dan Rano Karno tersebut.
Bonnie tak menyangkal, di tengah suka ria ini, kekhawatiran ke depan cukup dirasakan. Sebab, partai pengusungnya, yang bisa dibilang minoritas, dihadapkan pada kekuatan besar.
“Kamu bayangin deh, segala sumber daya yang negara ini punya dikeluarkan ya, parcok udah mulai terkenal istilah parcok ya kemudian aparat segala macam terlibat, ya kamu bisa lihat bagaimana. Saya pikir ini bukan sebuah hal yang eksklusif ya sifatnya, ini suatu hal yang sudah diketahui umumlah,” tandas Bonnie.
Oleh sebab itu, untuk mengamankan hasil real count, penguatan saksi Pramono-Rano di berbagai TPS telah disiagakan. Saksi-saksi dibekali aplikasi agar pelaporan bisa cepat tersampaikan secara real timeuntuk memperoleh hasil real count untuk data internal.

Hari itu, selain di Kebagusan, tim pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno tersebar di berbagai lokasi, antara lain di kantor DPP PDI Perjuangan, DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, juga Hotel JS Luwansa Kuningan.