Bandura juga menjelaskan cara untuk meningkatkan self-efficacy adalah memiliki pengalaman langsung dan tidak langsung. Presiden Prabowo Subianto dan juga barisan menterinya tentu memiliki pengalaman langsung yang mumpuni untuk mengelola urusan negara, hajat hidup orang banyak. Lalu Presiden Prabowo juga didukung presiden-presiden sebelumnya. Ada Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono yang mulai aktif dilibatkan, salah satunya sebagai unsur Dewan Penasihat Danantara. Bahkan ada mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam barisan dewan penasihat. Siapa yang bisa mempertanyakan kecakapan Tony Blair dalam mengurus negara?
Presiden Prabowo juga memiliki setumpuk barisan menteri, wakil menteri, staf khusus, dan utusan khusus, yang akan mendukung beliau untuk melaksanakan seluruh programnya. Dukungan moral dari orang-orang terdekat akan membuat self-efficacy seseorang menjadi meningkat. Itu juga menjadi alasan yang logis dan memiliki landasan akademik dari banyaknya jumlah menteri dalam kabinetnya. Banyaknya program kerja pasti membutuhkan banyaknya dukungan.
Jadi, kelihatannya itulah alasan Presiden Prabowo dan barisan menterinya sulit sekali menerima kritik. Suasana lingkungan sekitar yang memberikan tekanan dalam menyelesaikan pekerjaan akan menurunkan kepercayaan diri. Bisa bahaya jika pejabat kita tidak memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan program-program tersebut. Bayangkan kondisi jika oposisi terus-menerus menyampaikan kritik.