Menurutnya, tujuan advokasi dan kampanye lingkungan hidup sendiri, untuk membantu anak muda mendapatkan kesadaran sosial atas apa yang sedang terjadi terhadap lingkungan mereka sekaligus membantu kaum milenial mendapatkan informasi yang memadai untuk meentukan sikap dan menggerakkan, Gen-Z untuk terlibat dan bertindak dalam pelestarian lingkungan hidup.
“Ada kekhawatiran menyempitnya ruang gerak kaum muda selaku masyarakat sipil atau yang kerap disebut sebagai“shrinking civic space”. Adanya serangan, baik fisik maupun digital, terhadap para aktivis yang mengkritik kebijakan pemerintah adalah salah satu tandanya dipersempitnya ruang gerak masyarakat sipil,” tegasnya.
Vonny menerangkan, terdapat pula pembatasan partisipasi publik dalam proses legislasi. Hal tersebut terlihat pada terbatasnya partisipasi publik yang bermakna dalam proses pembentukan beberapa undang-undang yang dianggap bermasalah dan mendapat pertentangan dari publik.
Dia juga mencontohkan kriminalisasi terhadap jurnalis lingkungan dan aktivis lingkungan, vonis tujuh bulan yang dijatuhkan kepada pegiat lingkungan Karimunjawa, Daniel Frits Maurits Tangkilisan, contoh yang sangat miris dan menimbulkan kecemasan ancamana di bui.
