Lebih lanjut, melalui pesan atensi tertulis Agus Suharto kepada Kakanwil Kemenkumham Maluku Hendro Tri Prasetyo dijelaskan bahwa Konsep GLAM yang diperkenalkan dalam seminar tersebut menawarkan pendekatan baru dalam pengelolaan perpustakaan imigrasi.
Selain sebagai tempat penyimpanan koleksi buku dan dokumen, perpustakaan diharapkan dapat menjadi ruang pamer, pusat arsip, dan museum yang menceritakan sejarah keimigrasian di Indonesia.
“Dengan konsep GLAM, perpustakaan imigrasi tidak hanya menjadi tempat untuk mencari informasi, tetapi juga menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik,” ujar Agus Suharto. (Humas/Sal)