Mereka menitipkan pesan kepada teman-teman yang kena musibah akibat perang, lewat gambar mereka. “Kami, juri dan IWPG memberi apresiasi yang sangat tinggi. Kami berharap, untuk lomba tahun depan, teman-teman berkebutuhan khusus lainnya bisa mengikuti jejak Luftiana dan Ali Akbar,” katanya.



Surat Cinta
Ketua IWPG Indonesia, Ana Milana Puspitasari berharap, semangat anak-anak bukan semata untuk perlombaan, tetapi bisa menjadi duta-duta perdamaian. “Kalian semua adalah pemenang dengan mengekspresikan cinta damai lewat gambar, bukan mencari pemenang semata. Apa yang kalian pikirkan dan rasakan dalam sebuah gambar adalah kemenangan buat kalian,” katanya.
Dikatakan, kalau ada yang terpilih karyanya dikirim ke Korea adalah sebuah kesenangan, tetapi kalau tidak terpilih jangan langsung menderita. “Gambar anak-anak kami adalah surat cinta kepada saudara saudara kita yang sedang bersedih akibat peperangan, yang belum bisa merasakan perdamaian. Karya-karya kalian akan dipamerkan dan dibukukan, disebarkan ke perpusatakaan, sekolah, dan lembaga lainnya, supaya karya kalian bisa dinikmati orang banyak,” ujar Ana.
Perwakilan Juri, Defvi Kurniawati Wijaya mengatakan, beberapa kriteria menjadi pertimbangan juri, yakni estetika atau keindahan karya, pewarnaan, kerapian, dan bagaimana menyambpaikan ide dan kreativitas dalam karya, original atau tidak, kesesuaian dengan thema tahun ini.