”Sedangkan bawang merah masih mengalami defisit karena keterbatasan dukungan anggaran, sehingga lebih banyak diusahakan secara swadaya oleh petani. Sebaliknya, cabai rawit dinyatakan surplus dan dipastikan aman hingga Natal dan Tahun Baru, berkat program gerakan tanam serempak yang dimulai sejak Agustus,” bebernya.
Di sektor peternakan, Ilham memaparkan bahwa telur ayam dan daging ayam masih defisit, masing-masing sekitar 39 persen dan 30 persen. Namun, daging sapi justru surplus hingga 125 persen, sehingga mampu menopang kebutuhan daerah.
Katanya, untuk menjawab tantangan tersebut, Maluku ditetapkan sebagai salah satu dari 12 provinsi penerima program pengembangan peternakan terintegrasi dari Kementerian Pertanian, dengan target produksi 100 ribu ekor ayam.
“Kami berharap ke depan, dengan dukungan Kementerian Pertanian, kebutuhan daging ayam dan telur bisa dipenuhi hingga 70–80 persen dari produksi lokal,” jelas Ilham. (AM-18)










