MOSKOW, arikamedia.id – Wakil Presiden Amerika Serikat dan calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, lebih memilih Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai pasangan calon wakil presidennya ketimbang Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro yang mendukung secara terbuka perang Israel di Gaza, menurut sejumlah pakar politik kepada Sputnik.
Pada Selasa, Harris mengumumkan Walz sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan 2024, menyebutnya sebagai “pemimpin yang teruji dalam pertempuran.”
Dilansir dari ANTARA, Presiden Joe Biden memuji pilihan Harris dan menyebutnya sebagai keputusan yang hebat.
Pengumuman itu mengakhiri spekulasi selama berminggu-minggu bahwa Harris akan memilih Shapiro, yang dilaporkan sebagai salah satu calon teratas untuk peran tersebut.
“Sejauh yang saya dan orang lain bisa perkirakan, mereka melewatkan Shapiro karena dia Yahudi dan telah mendukung Israel di masa lalu. Ini berarti sayap anti-Israel dari Partai Demokrat sangat mengendalikan.
Menurut saya, Shapiro akan menjadi pilihan yang jauh lebih baik dalam hal memenangkan pemilihan,” kata Roderick Kiewiet, profesor Ilmu Politik di Institut Teknologi California.
Pilihan pasangan calon presiden jarang memiliki dampak pada pemungutan suara, argumen Kiewiet.
Satu-satunya yang benar-benar penting adalah pada tahun 1972, ketika calon presiden dari Partai Demokrat George McGovern memilih Tom Eagleton yang kemudian ditemukan telah menjalani terapi elektro-shock di institusi mental.
Eagleton keluar dari pemilihan tetapi McGovern terhina dan kalah dari Richard Nixon dengan selisih besar.
Kemenangan Shapiro pada pemilihan gubernur Pennsylvania tahun 2022, negara bagian yang sangat penting dalam pemilihan, membuktikan bahwa ia memiliki peluang bagus untuk membantu tiket Demokrat menang pada November, kata Alan Cafruny, Profesor Hubungan Internasional Henry Bristol pada Departemen Pemerintah di Hamilton College, kepada Sputnik.
“Namun, Shapiro telah mengambil sikap tegas mendukung tindakan Israel di Gaza, terutama mengutuk aktivis pro-Palestina, terutama mahasiswa dan banyak kaum muda, sebagai anti-Semit.
Kaum muda adalah konstituen inti Partai Demokrat. Tindakan mengerikan Israel di Gaza telah sangat mengubah opini publik di antara banyak orang Amerika,” kata Cafruny.
Sementara hal tersebut mungkin tidak terlalu penting bagi Harris, namun jelas memainkan peran dalam pemilihan calon wakil presiden, karena Demokrat percaya bahwa Walz juga dapat memenangkan Pennsylvania dan 19 suara elektoralnya, tambahnya.
“Jika saya menjadi Kamala Harris, saya akan memilih Shapiro sebagai pasangan saya karena dia akan membawa lebih banyak kekuatan untuk tiket di Pennsylvania, negara bagian ‘harus menang’ bagi Demokrat.
Tetapi ini adalah pilihan Harris, dan, tampaknya, dia tidak ingin lebih jauh mengasingkan sayap kiri partai karena, saya kira, dia berusaha untuk bergerak menuju pusat untuk kampanye pemilihan umum,” kata Richard Bensel, Profesor Pemerintahan di Cornell University.
Walz vs Vance: Pertarungan kepribadian