
AMBON, arikamedia.id – Pada 2011, awal mula warga menemukan emas di sebuah Gunung di Pulau Buru, lalu masyarakat setempat menyebutnya Gunung Botak. Sejak saat itu warga masyarakat dengan alat seadanya mulai mendulang emas. Kondisi mulai berubah ketika hadir alat-alat canggih dari luar Pulau Buru untuk proses pengolahan emas.
Sering menelan korban di lokasi tambang ilegal, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menegaskan Negara harus hadir dikawasan Gunung Botak pulau Buru, karena kawasan tersebut tidak bisa dibiarkan seperti tidak bertuan. Sehingga dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku akan melihat secara langsung lokasi gunung botak.
Awalnya, warga di Pulau Buru, hanya menggunakan alat-alat dapur seperti, nyiru, panci dan wajan untuk mendulang emas. Saat alat-alat lebih modern didatangkan dari luar daerah ke Gunung Emas, cara-cara manual seperti tak lagi digunakan.
“Negara harus hadir disana dan melihat langsung aktiftas pertambangan, pertambangan tidak boleh harus seperti sekarang yang semua orang bisa datang lalu melakukan aktifitas pertambangan ilegal begitu saja,” ungkapnya usai mengikuti bukber bersama Bank Maluku Maluku Utara, Selasa, (11/03/25).
Oleh karena itu, pemerintah harus segera membenahi tata pengelolaan gunung botak sesuai dengan aturan yang berlaku.