Ia percaya, melalui forum ini, GPM akan semakin dimampukan untuk meneguhkan jati dirinya sebagai gereja yang missioner, terbuka, dan relevan dengan tantangan zaman.
“Gereja bukan hanya berbicara tentang hal-hal rohani, tetapi juga terpanggil menghadirkan damai sejahtera Allah dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta advokasi keadilan dan perdamaian,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku untuk terus bersinergi dengan GPM dalam membangun kesejahteraan rakyat.
“Gereja dan pemerintah memiliki panggilan berbeda, namun tujuan yang sama: menghadirkan kesejahteraan, keadilan, dan kehidupan yang bermartabat bagi seluruh rakyat,” tegasnya.
Ia menilai, kolaborasi antara pemerintah dan GPM merupakan salah satu kunci penting dalam mewujudkan Maluku yang maju, aman, damai, dan sejahtera.
Lebih lanjut, Lewerissa mengingatkan bahwa perjalanan menuju satu abad GPM bukan sekadar perayaan historis, tetapi juga panggilan untuk memperdalam pelayanan dan memperkuat kesaksian iman.
“Anugerah Allah yang melengkapi dan meneguhkan harus menjadi dasar membangun gereja yang kuat dalam iman, kokoh dalam persatuan, dan berdaya dalam kesaksian,” ujarnya.