Nasibnya sama dengan saya masuk tahun 2025 lanjutnya, karyawan di Panca Karya, gaji tidak dapat, uang makan tidak dapat akhirnya karyawan tidak semangat kerja. Tiba-tiba mau ambil gaji pak Rusdy suruh menghadap beliau tapi hasilnya mereka minta mengundurkan diri.
Lebih jauh Jantje mengisahkan, padahal mereka pegawai zaman tahun 2014 ada kerjasama dengan BRI mereka punya pinjaman BRI setelah resign langsung dipotong. Setelah dipotong Kantor tidak menyetor ke BRI kantor malah cicil, akibatnya mereka mau ambil kredit lagi sudah tidak bisa padahal kantor sudah potong langsung dari pesangon para pegawai tersebut.
Kantor cicil ke BRI memakai nama para karyawan ini. Akibatnya mereka sudah tidak bisa buat apa-apa atau usaha mati. Yang disesalkan 2018 kita punya subsidi kapal-kapal yang beroperasi semua cair, ada yang 4 bulan cair, ada yang per tahun cair.
“Tapi pendapatan perusahaan tidak meningkat, padahal gaji-gaji ABK tidak dibayar. ABK tidak dapat uang makan diganti uang makan kapal dari 50.000/hari ganti uang makan kapal perbulan Rp.500.000, sedangkan biasanya uang makan full Rp.1.500.000/bulan,” kisahnya.
Tapi membingungkan Jantje mengutarakan, semua-semua dari pendapatan subsidi kapal dapat. Ada kapal-kapal subsisi yang dia punya dari pemerintah dikurangi. Seperti KMP Tatihu, tadinya satu tahun dapat full subsidi dikurangi per 4 bulan sisanya operasional sendiri, itu berarti pemerintah menilai jalur kapal di daerah operasioanal sudah kuat.