Terpisah, Ketua Umum Masyarakat Ojek Online Seluruh Indonesia (MOOSI), Danny Stephanus menyesali peristiwa yang terjadi. Dirinya menilai, keributan yang terjadi karena banyaknya tamu ‘tak diundang’ yang hadir dalam acara.
“Pihak penyelenggara dalam hal ini Kemenhub kurang tegas dalam mengawasi peserta FGD, sehingga banyaknya nama-nama yang tidak ada dalam undangan justru bisa masuk,” ungkap Danny. “Bahkan ada juga sebagian orang yang tidak boleh masuk karena namanya tidak ada justru dapat masuk. Dia beralasan kepada petugas kalau dirinya bagian dari URC atau komunitas lainnya yang diundang,” bebernya.
Danny menambahkan, banyak juga drama dari pihak Garda maupun SPAI serta sejumlah pihak yang mengaku sebagai korban aplikator. Anehnya, sebagian dari mereka tidak memiliki akun ojek online, namun tetap memaksakan diri untuk ikut berbicara, yang akhirnya memicu keributan kembali
“Harusnya moderator memberikan kesempatan satu-satu perwakilan dari tiap komunitas yang diundang untuk berbicara, bukannya malah asal tunjuk saja sehingga saling berebutan,” ungkap Danny. “Dari awal sudah disepakati bahwa yang dapat berbicara adalah yang memiliki akun ojol. Lucunya, malah ada yang memaksa untuk berbicara padahal tidak memiliki akun, ditambah lagi dia menyerukan agar seluruh pihak termasuk Kemenhub yang tidak memiliki akun untuk keluar ruangan,” jelasnya.