Keributan tersebut terekam kamera dan beredar di media sosial. Dalam video yang diterima Warta Kota, terlihat sejumlah massa dari sejumlah komonitas ojol saling tunjuk dan melempar argumen.
Mereka saling berteriak dan menyampaikan pembenaran.
Perwakilan Unit Respon Cepat (URC) ojol, Erna membenarkan peristiwa tersebut.
Perwakilan URC, termasuk dirinya hadir dalam forum yang seharusnya sudah terlaksana pada 8 Juli 2025, tepatnya usai Kemenhub menghadiri rapat kerja dengan Komisi V DPR RI. Namun, forum tersebut tertunda selama dua pekan, hingga akhirnya terlaksana pada Kamis (24/7/2025).
“FGD Kemenhub ini merupakan agenda yang telah tertunda dari beberapa minggu lalu. Awalnya direncanakan pada 8 Juli 2025, kemudian diundur ke 15 Juli 2025, kemudian merasa belum siap diundur ke 22 Juli, tapi baru terlaksana pada 24 Juli 2025,” ungkapnya dihubungi pada Jumat (25/7/2025). Diakuinya kegiatan yang dihadiri sejumlah pihak itu tak berjalan kondusif sejak awal.
Sejumlah perwakilan dari komunitas ojol, seperti Garda dan Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) terus menyampaikan interupsi. Mereka menyela sejumlah komunitas ojol lainnya yang hendak menyampaikan aspirasi.
“Dari awal acara dimulai juga terlihat sudah tidak kondusif, belum apa-apa sudah banyak interupsi yang tidak jelas,” ungkap Erna. “Tuduhan Garda terkait berat sebelah tentu tidak tepat, karena moderator pun faktanya tidak adil, tanpa memberikan kesempatan kami dari URC untuk memberikan tanggapan dalam forum itu, padahal kami sudah berulang kali angkat tangan,” bebernya.