Perkenalan Elly dengan dunia tinju dimulai pada umur 13 tahun. Kala itu, Elly kerap menyaksikan pertandingan tinju di televisi, khususnya saat sang idola Muhammad Ali beraksi di layar kaca TVRI. Pengalaman inilah yang pada akhirnya membuat Elly memiliki keinginan menjadi petinju profesional dan mulai berlatih diam-diam dengan peralatan seadanya.
Penolakan dari orangtua yang tak menginginkan Elly menjadi petinju tak membuat sang anak patah arang. Apalagi sang paman memberi Elly hadiah sarung tinju yang membuatnya makin bersemangat mengejar impian. Selain berlatih, diam-diam Elly mengikuti berbagai kompetisi tinju di daerahnya.
Ternyata Elly memang berbakat. Pada 1980, Elly menjalani laga tinju debutnya di level amatir saat mengikuti turnamen Piala Presiden di Jakarta. Saat itu, Elly berhasil meraih medali emas pada kelas 51 kg. Berkat kemenangan tersebut, Elly mendapat kontrak untuk terjun ke dunia tinju profesional dua tahun kemudian.
Namun sayang, dalam laga debut profesionalnya ia menelan kekalahan dari Edward Apay pada duel di tahun 1983. Dari kekalahan di laga debut tersebut ia terus berlatih dengan keras dan membuatnya menguasai panggung Super Flyweight.

Tahun 1984, Elly menghentikan langkah mantan petinju nomor satu dunia, Prayurasak Muangsurin dan disusul dengan mengklaim gelar juara OPBF Super Flyweight usai mengalahkan Hee Yun Chun dari Korea Selatan di Kota Seoul pada 19 Mei pada tahun yang sama.