Tanpa curiga, Jheper dan rekannya berangkat dari Ohoi sekitar pukul 22.00 WIT, karena menurut keterangan anggota Babinsa dan Intel, pertemuan itu hanya akan berlangsung singkat.
Namun sesampainya di pos jaga TNI, situasi berubah drastis. “Baru satu menit menunggu, Danramil datang. Beliau langsung duduk di antara saya dan Sekretaris Ohoi. Dalam posisi kami berdiri, tiba-tiba beliau melayangkan pukulan ke mulut saya. Saat saya pegang, ternyata sudah berdarah,” ungkapnya.
Menurut korban, pemukulan terhadap dirinya bukan hanya sekali saja, tetapi berulangkali tanpa ia tahu apa sebabnya. *