Harmoni katanya, adalah fondasi dalam keberagaman Maluku yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama.
Jika jalinan persaudaraan ini kita rawat, maka tidak ada yang bisa memisahkan kita, lebih lanjut, dari harmoni itulah kita membangun Maluku – baik infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun manusia Maluku yang unggul dan bermartabat.
Gubernur memaparkan sejumlah capaian dan agenda pembangunan, di antaranya percepatan tiga Proyek Strategis Nasional di Maluku: pembangunan Bendungan Way Apu di Buru, pengembangan Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, dan Maluku Integrated Smelter di Seram Bagian Selatan.
Ditambahkan, selain itu pemerintah provinsi juga fokus pada penurunan angka stunting, pembangunan rumah sakit baru di Buru, penguatan pendidikan, serta penciptaan lapangan kerja bagi generasi muda.
Berdasarkan data BPS Maluku per Maret 2025, menurut Lewerissa, angka kemiskinan di Maluku tercatat 15,38%, menurun dari 16,05% pada 2024. Tingkat pengangguran terbuka juga turun tipis dari 5,96% (2024) menjadi 5,95% (2025).
“Perjalanan 80 tahun ini mengingatkan kita untuk terus bekerja cepat, cermat, dan cerdas. Dengan komitmen bersama, Maluku bisa maju, hadir, dan sejahtera menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutur Lewerissa. *