Sepatunya pasti lepas. Kami tidak bisa melihatnya di bawah, tapi sepatunya pasti terlepas saat mereka menjatuhkannya ke tanah,” katanya. “Dan ketika dia berdiri, saya melihat tetesan darah—darah merah segar. Hanya sedikit air mata. Kemudian, ketika mereka mengangkatnya dan membalikkannya, saya bisa melihat darah dari atas telinga sampai ke bawah.
Itu tidak memancar tetapi tertutup. Dan kemudian dia mengangkat tinjunya, ‘tetap kuat’, dan mereka membawanya,” paparnya. “Saya pikir itu kembang api,” katanya. “Pop pop pop. Seperti itulah bunyinya,” imbuh Erin menggambarkan penembakan yang terjadi.
“Telinganya pasti digigit dan [tembakan] menewaskan seseorang di tribun penonton, di sebelah kiri.” “Tampaknya dia mungkin terserempet peluru itu dan dia menoleh tepat pada waktunya,”imbuh dia.
Berbicara tentang keselamatannya sendiri, Erin berkata: “Saya sama sekali tidak takut. Tak satu pun dari kami di barisan depan yang terjatuh. Tidak satu pun. Kami hanya ingin membantu presiden. Itu saja yang ingin kami lakukan.”(*)