Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk keluarga Warga Binaan, Siti, atas program pembinaan pertanian di Lapas Wahai.
“Saya lihat suami saya sekarang punya semangat baru. Ia belajar bercocok tanam dengan serius, bahkan berharap bisa mengembangkan ini setelah bebas nanti. Ini jauh lebih baik daripada sekadar diam di dalam sel,” ujarnya.
Melalui program pembinaan kemandirian bidang pertanian yang terus digiatkan, Lapas Wahai membuktikan dari balik jeruji masih ada harapan dan karya nyata yang bisa dihasilkan Warga Binaan sebagai warga negara untuk mendukung ketahanan pangan nasional, melansir laman resmi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI. **