JAKARTA, arikamedia.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara mengenai kondisi bursa saham seiring penerapan tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dikutip dari Liputan6.com, ia menuturkan, investor portofolio merespons negatif setelah China juga memberikan balasan terhadap AS terkait. Hal ini juga ditunjukkan dari pasar saham global termasuk Indonesia yang mulai perdagangan pada Selasa, 8 April 2025 usai libur panjang Lebaran 2025.
“Investor portofolio merespons negatif. Hari pertama pembukaan bursa dan kita sudah melihat, Indonesia, sesi kedua di bawah 8,8 persen, yakni 7,7 persen. Kalau kita lihat banyak negara indeks saham pada 8 April dibandingkan 2 April koreksi sangat dalam hingga 14 persen, pak Menko menyampaikan bursa lain bisa di atas 25 persen,” ujar Sri Mulyani saat acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional di Menara Mandiri Sudirman, Selasa (8/4/2025).
Terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Sri Mulyani mengatakan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo telah menyiapkan sejumlah langkah sehingga rupiah dapat di bawah 17.000 terhadap dolar AS.
“Gubernur BI sudah sampaikan beberapa langkah sebelum pembukaan hari ini di bawah 17 ribu. Dinamika harga saham, nilai tukar, obligasi surat berharga, seperti per, absorb per. Shock terjadi ini bentuk respons. Ini terbiasa kita lihat tetapi tak berarti kita shifting dari fondasi yang tetap kita jaga,” ujar dia.