Tradisi pukul manyapu Mamala dan Morela adalah atraksi budaya saling memukul badan dengan batang sapu lidi. Tradisi ini biasanya digelar pada tanggal 7 Syawal setiap tahunnya.
Istilah “pukul manyapu” atau “ukuwala mahiate” berasal dari kata “ukuwala” yang berarti sapu lidi dan “mahiate” yang berarti baku pukul. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-17 dan masih dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi ini pun menjadi yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan yang mengunjungi Maluku pada bulan Syawal kalender Hijriah.


Sementara Kapolresta bilang, dalam pengamanan tradisi pukul manyapu di dua desa itu pada 7 April 2025 disiapkan sebanyak 673 personel pengamanan dan 184 di antaranya dari Polresta.
Tradisi “Pukul Sapu Lidi” diikuti peserta yang terdiri dari para pemuda yang sudah dibagi menjadi dua regu kurang lebih berjumlah 20 orang dengan berpakaian celana pendek dan memakai ikat kepala merah yang merupakan cirri khas sebelum masuk ke arena mereka berkumpul di rumah Pusaka Marga Warang untuk melakukan prosesi adat setelah itu mereka menuju arena untuk melakukan atraksi “ Baku Pukul Manyapu “ yang sering disebut oleh masyarakat Morella dengan sebutan “ Palasa “ yang artinya saling memukul dengan sapu lidi (batang daun enau).