
JS Boy, yang juga menjabat sebagai pendeta di Klenteng Thian Hou Kiong, menambahkan bahwa sebelum kegiatan pembersihan, telah dilakukan sejumlah tahapan ritual menjelang Imlek.
Melansir dari Kompas.com, “Memang dalam ritual Imlek itu, dalam agama Khonghucu itu berturut-turut. Itu sudah dimulai dari satu minggu yang lalu, ada upacara sembahyang jam 11 hingga 2 malam, untuk mengantar dewa naik ke nirwana,” ujarnya. Setelah pembersihan, acara sembahyang tutup tahun akan dilaksanakan pada 28 Januari, diikuti dengan sembahyang buka tahun.
“Tahun ini kita fokus di ibadah. Jadi acara tahun ini, karena masalah Pilkada masih berlarut-larut, suasana masih hangat-hangat.” “Oleh karena itu, kami ambil keputusan tahun ini tidak ada pesta kembang api, tidak ada seremoni,” ujarnya.
Dia berharap kondisi tahun depan aman sehingga pihaknya akan mendatangkan barongsai dan membuat perayaan. JS Boy juga menjelaskan bahwa Klenteng Thian Hou Kiong di Kota Ternate telah ada sejak tahun 1602 dan telah mengalami pemugaran.
Menurut sejarah, kelenteng ini berasal dari jalur sutra yang ada sejak masa Dinasti Ming, ketika kaisar memerintahkan Laksamana Muhammad Cheng Ho melakukan pelayaran ke Maluku untuk mencari rempah-rempah. Dia memperkirakan, kelenteng ini bukan hanya tertua di Indonesia timur, tapi tertua di seluruh Indonesia. “Itu ada prasastinya tapi sudah lapuk. Saya juga waktu itu tidak ada pikiran untuk mendokumentasikan. Untuk di seluruh Indonesia, mungkin yang paling tua,” ungkapnya. Dengan kegiatan ini, umat Khonghucu berharap dapat menyambut tahun baru dengan penuh kesucian dan kebersihan. **