BeritaDaerahSeni & BudayaUtama

Bakar Batu di Papua, Tradisi Perdamaian dan Jalin Silaturahmi 

31
×

Bakar Batu di Papua, Tradisi Perdamaian dan Jalin Silaturahmi 

Sebarkan artikel ini
Umbi-umbian yang menjadi olahan bakar batu oleh masyarakat di Papua. Bakar batu menjadi tradisi dałam ucapan syukur hingga mempererat silaturahmi antarsesama. Foto: Katharina Janur/Liputan6.com

PAPUA, arikamedia.id – Di tengah keragaman budaya Indonesia, Papua memiliki tradisi unik, pesta bakar batu. Ritual ini merupakan perwujudan rasa syukur, media perdamaian, dan bukti toleransi dalam masyarakat Papua.

Prosesi ini melibatkan pemanasan batu dalam lubang tanah. Hal ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat di bumi cenderawasih.

Mengutip dari berbagai sumber, pesta bakar batu diawali dengan penggalian lubang sedalam sekitar 50 cm. Batu-batu kemudian dipanaskan hingga membara di atas kayu bakar.

Setelah mencapai suhu optimal, batu panas tersebut disusun di dasar lubang yang telah dialasi rumput atau daun pisang. Mulai dari ubi, singkong, sayuran, hingga daging babi atau ayam, ditata rapi di atas batu panas kemudian ditutup kembali dengan daun dan batu tambahan.

Baca Juga  Gubernur Maluku Apresiasi Penganugerahan Paritrana Award Tahun 2025  

Melansir Liputan6.com, proses memasak ini memakan waktu beberapa jam. Selama menunggu, biasanya diadakan pertemuan adat, pidato tokoh masyarakat, atau diskusi.

Hal yang membuat pesta bakar batu istimewa adalah perannya sebagai media rekonsiliasi. Tradisi ini sering digelar usai konflik antarsuku atau sebagai bentuk penyelesaian sengketa adat.

Penyembelihan babi dan pembagian makanan secara adil ditujukan untuk berdamai. Setiap kelompok yang bertikai akan duduk bersama, menyantap hidangan yang sama, sebagai tanda mengubur permusuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *