Memberikan ruang untuk mediasi dan negosiasi, dalam menyelesaikan semua persoalan lanjutnya. bagaimana mendahulukan budaya damai semua harus dikedepankan.
Senada dengannya Hosianna Anggreani dari United Nations (UN) Women mengatakan, kenapa penting perempuan berpartisipasi secara bermakna dan juga memimpin dalam pasukan penjaga perdamaian ini ada beberapa point. Pertama ketika pasukan penjaga perdamaian di tempatkan di dalam keadaan konflik, kemudian perempuan dengan kelebihannya masing-masing bisa mengjangkau kelompok masyarakat khususnya perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan.
Perempuan penjaga perdamaian kemudian lebih dipercaya untuk berbagi masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat di daerah konflik tersebut sehingga bisa membantu penyelesaiannya, lebih lanjut disebutkan, tapi secara spesifik secara global kita bisa lihat contohnya di Liberia yang sering dipakai dimana gerakak perempuan juga kemudian berhasil memaksa pihak yang bertikai itu untuk duduk bersama-sama di meja perundingan.
”Di Filipina juga perempuan ikut terlibat langsung di meja perundingan Mindanau ada ruang khusus untuk perempuan berpartisipasi. Sebenarnya di Indonesia juga banyak kisah inspiratif. Saya juga berbicara tentang perempuan penjaga perdamaian selalu beri contoh dari Ambon. Kita mendengar pada saat terjadi konflik di Ambon dimana peran mama-mama yang sudah lelah hadapi konflik di Ambon, sulit bertransaksi untuk berbelanja mendorong dialog-dialog antar umat beragama,” ungkapnya. (AM-29)
