Setiap tahun umat Kristen merayakan Paskah di berbagai belahan dunia, ada dua hal yang kerap muncul: telur dan kelinci.
Di tengah kontroversi dan beragam interpretasi di kalangan gereja, apa yang mendasari hubungan telur dan kelinci dengan perayaan Paskah dan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari kematian?
Dilansir dari BBC Indonesia, sebuah narasi yang telah tersebar luas selama berabad-abad mengisahkan bahwa Maria Magdalena mengunjungi makam Yesus Kristus dari Nazaret pada Minggu pagi sebelum matahari terbit untuk mengurapi jasadnya. Yesus diyakini sudah wafat setelah disalibkan pada hari Jumat.
Ketika Maria tiba, ia mendapati makam itu terbuka sebagian.
Seekor kelinci diyakini sebagai makhluk hidup pertama yang melihat Yesus bangkit. Hewan itu disebut-sebut terjebak di dalam makam berbentuk gua yang dipahat.
Atas dasar itu, kelinci tersebut dipercaya memiliki peran khusus untuk menyampaikan berita baik dan membawa telur pada saat Paskah.
Adapun telur dianggap sebagai simbol kehidupan dan kelahiran kembali.
Orang Romawi kuno menganggap alam semesta berbentuk oval. Kemudian, pada Abad Pertengahan, telur dipercaya sebagai cikal bakal dunia.
Tradisi saling memberi telur ayam tak lama kemudian menjadi kebiasaan. Ada spekulasi dari sejarawan bahwa praktik ini berakar dari Persia atau China.