Ditandaskan, pengalamannya di Pelabuhan Tulehu, penumpukan dari jam 06.00 pagi WIT sampai jam 21.00 WIT masyarakat masih menunggu.
Menurutnya dari pengalaman itu, pihaknya menata pelan-pelan, sekarang penumpukan sudah berkurang dibanding tahun-tahun lalu.
“Mudah-mudahan pemerintah berikutnya, dibawah pimpinan pak Hendrik Lewerissa dan pak Abdullah Vanath mereka lebih fokus ke transportasi laut. Sama seperti di zaman pak Said Assagaff tahun 2017,2018,2019, program mulai terhenti di akhir tahun 2019, 2020, 2021,” sambungnya.
Kata Yermias, tahun 2021 dan 2022 Nataru dirinya buat program sendiri mudik gratis ke warga masyarakat yang mau ke Tanimbar dan ke MBD.
Karena dirasa berat lanjutnya, dia berjuang bagaimana Kementerian ada program pemberian tiket gratis bagi masyarakat yang hendak mudik merayakan Natal bersama keluarga, programnya bernama ‘tiket gratis’.
Lebih jauh pungkasnya di Maluku tahun 2024 dapat 11 ribu tiket gratis, ditambah Sulawesi Utara dan sekitarnya mendapat 1000 tiket sedikit saja karena banyak moda transportasi laut di sana.
“Dalam rapat di Kementerian itulah saya mengusulkan ada perlakuan khusus bukan saja pada kapal-kapal milik PT Pelni, karena evaluasi kami tahun 2023 hanya terbatas pada beberapa kota seperti ke Tual, Dobo dan Saumlaki, sementara untuk kabupaten lain seperti Buru Selatan, Leksula, pada saat Natal mereka juga kesulitan transportasi laut. Demikian juga yang ke MBD, dan saya minta penambahan lintasan Tulehu – Amahai, Tulehu – Saparua, sehingga tahun ini kuotanya tambah,” tukas Yermias.