Oleh: Basyir Tuhepaly
DI TENGAH derasnya perubahan dunia, Kota Ambon menghadapi sebuah tantangan besar sekaligus peluang emas: bagaimana membangun masyarakat yang mampu bersaing secara global tanpa melepaskan akar budaya yang telah menghidupi kota ini selama ratusan tahun.
Gagasan tentang learning society masyarakat pembelajar menjadi semakin penting dalam menyiapkan Ambon menuju masa depan yang lebih adaptif, kritis, dan kreatif.
Ambon tidak cukup hanya mengandalkan statusnya sebagai kota musik atau kota dengan kekayaan budaya bahari.
Untuk melangkah maju, kota ini harus menciptakan kultur belajar yang hidup di tengah masyarakat.
Sebuah kultur yang tidak hanya lahir di sekolah atau kampus, tetapi tumbuh dari rumah, komunitas, dan ruang publik. Belajar harus menjadi gaya hidup, bukan sekadar kewajiban akademik.
Namun, mengadopsi standar global bukan berarti Ambon harus berubah menjadi kota yang kehilangan identitasnya.
Justru sebaliknya: identitas lokal harus menjadi fondasi moral dan intelektual. Nilai hidop orang basudara mengajarkan kedekatan sosial yang menjadi kekuatan.
Pela gandong memberikan pelajaran tentang persatuan dalam keberagaman. Sementara tradisi musik Maluku menunjukkan bahwa kreativitas sudah mendarah daging di tengah masyarakat.










