Fasya mengeklaim bahwa ia ikut aksi dengan dana pribadi. Ada pula dana dari pihak-pihak yang mengirimkan sumbangan.
Akun @barengwarga yang mempromosikan aksi protes ini diketahui memang membuka sumbangan melalui platform digital.
Fasya mengungkapkan apa yang dilakukan dirinya dan teman-temannya yang lain bisa memberikan warna berbeda dalam suatu aksi demonstrasi.
“Kita di sini melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan di rumah, tapi kita lakukan di ruang publik,” kata Fasya.
“Mungkin bisa dibilang sebagai aksi damai dengan wajah baru,” lanjutnya.
Dengan cara-cara seperti ini, diharapkan aksi tersebut menarik perhatian anggota DPR serta “bisa jadi pemantik” perhatian warga.
“Menumbuhkan self-awareness di orang-orang awam,” kata Fasya.
‘Sampai menang’
Jaka adalah salah satu yang rutin menginap di tenda. Dia bekerja sebagai seorang teknisi lift di perkantoran di bilangan Thamrin, Jakarta.
Dia mengungkap awalnya tak begitu mengikuti isu, seperti UU TNI yang dikritik sesama peserta aksi.
“Karena terhalang pekerjaan agak kurang aware tentang itu,” ujar laki-laki berusia 24 tahun tersebut.
Dia mengaku saat kuliah sempat membaca terkait isu-isu yang berkembang di Indonesia. Namun, dirinya bukan mahasiswa yang aktif dalam organisasi, meski sesekali ikut aksi demo.