AMBON, arikamedia.id – Tokoh pemuda Negeri Batu Merah, Roni Ternate mempertanyakan pelibatan wilayahnya dalam agenda pengukuhan Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, sebagai Upu Latu Kota Ambon.
Demikian dikatakan Roni saat diwawancarai di Negeri Batu Merah, Selasa, (12/08/25).
“Kenapa momen seperti ini baru melibatkan kami? HUT Kota Ambon selalu sebut Negeri Soya, padahal peristiwa sejarah di tahun yang sama juga terjadi di negeri kami, tapi kami tidak pernah dilibatkan,” ungkap Roni
Dia membandingkan dengan perayaan HUT Kota Ambon yang selalu mengasosiasikan diri dengan Negeri Soya, sementara Negeri Batu Merah seolah terabaikan.
Dikatakan, terutama terkait dengan kurangnya koordinasi dan pemahaman adat yang ditunjukkan oleh Kepala Pemerintah Negeri (KPN) setempat.
Dirinya juga menyoroti bahwa Masjid Batu Merah, yang merupakan salah satu masjid tertua di Ambon (dibangun 1575), baru kali ini dilibatkan dalam acara besar kota.
“KPN tidak paham adat. Seharusnya kepala dati, kepala soa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan imam diundang. Ini acara masuk masjid, tidak bisa sembarangan,” jelasnya.
Kritik juga dilayangkan terkait rencana penggunaan tradisi hadrat dan lagu “Ina Masayane” dalam prosesi pengukuhan.