ARAB SAUDI, arikamedia.id – Para pemrakarsa gagal menghasilkan kesepakatan tentang cara menanggapi kekeringan pada perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diselenggarakan Arab Saudi, kata para peserta pada hari Sabtu, gagal mencapai protokol mengikat yang diharapkan dapat mengatasi bencana tersebut.
Pertemuan para pihak selama 12 hari pada Konvensi PBB untuk Memerangi Penggurunan (UNCCD), yang dikenal sebagai COP16, berakhir pada Sabtu pagi, sehari lebih lambat dari yang dijadwalkan karena para pihak mencoba untuk mencapai kesepakatan. Sebelum perundingan, Sekretaris Eksekutif UNCCD Ibrahim Thiaw mengatakan dunia mengharapkan para negosiator “untuk mengadopsi keputusan berani yang dapat membantu membalikkan keadaan dari bencana lingkungan yang paling meluas dan paling mengganggu: kekeringan”.
Namun, saat menyampaikan pidatonya pada sesi pleno sebelum fajar, Thiaw mengakui bahwa “para pihak membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyetujui cara terbaik untuk maju”. Siaran pers pada hari Sabtu mengatakan para pihak, 196 negara dan Uni Eropa, telah “membuat kemajuan signifikan dalam meletakkan dasar bagi rezim kekeringan global di masa depan, yang ingin mereka selesaikan pada COP17 di Mongolia pada tahun 2026”.
Melansir The Jakarta Post, pembicaraan Riyadh terjadi setelah kegagalan sebagian pembicaraan keanekaragaman hayati di Kolombia, kegagalan mencapai kesepakatan PBB tentang polusi plastik di Korea Selatan, dan kesepakatan keuangan iklim yang mengecewakan negara-negara berkembang di COP29 di Baku, Azerbaijan.