Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaInternasionalPemerintahanPolitikUtama

Bagaimana Amerika menyerahkan kekuasaan dari satu presiden ke presiden berikutnya

21
×

Bagaimana Amerika menyerahkan kekuasaan dari satu presiden ke presiden berikutnya

Sebarkan artikel ini
Gedung Putih AS (Int)

WASHINGTON, arikamedia.id – Pada bulan Juli, Keir Starmer menjadi perdana menteri Inggris hanya satu hari setelah partainya memenangi pemilihan parlemen.

Donald Trump, yang memenangkan pemilu AS tanggal 5 November, harus menunggu 76 hari untuk menjadi presiden lagi.

Apa yang terjadi?

Partai oposisi Inggris, seperti partai-partai sejenisnya di beberapa negara demokrasi parlementer, menjalankan “pemerintahan bayangan” yang siap merebut kekuasaan setelah memenangkan pemilihan umum, dikutip dari VOA.

Pertemuan Donald Trump dan Presiden USA Joe Biden di Gedung Putih. (Internet)

Amerika Serikat tidak memiliki sistem seperti itu. Calon presiden Amerika memulai dari awal, bertugas mengisi jabatan untuk birokrasi pemerintah yang luas dengan anggaran hampir $7 triliun dan 3,5 juta personel sipil dan militer, termasuk ribuan orang yang ditunjuk presiden.

Baca Juga  Ely Toisutta adalah Potret Perempuan Tangguh, Inspirasi Tanpa Batas

“Merupakan tugas yang sangat berat untuk bersiap memerintah,” kata Valerie Smith Boyd, presiden Center for Presidential Transition.

Transisi presiden — 11 minggu yang krusial antara Hari Pemilihan pada bulan November dan Hari Pelantikan pada bulan Januari — merupakan landasan demokrasi Amerika. Periode ini dirancang untuk memastikan pemindahan kekuasaan yang lancar dan damai dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya.

“Idenya adalah mereka harus datang ke tempat kerja dan siap bekerja pada hari pertama,” kata Michael Shurkin, seorang direktur di konsultan 14 North Strategies yang bekerja sebagai analis CIA selama masa transisi dari George W. Bush ke Barack Obama pada tahun 2008-09.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *