Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaNasionalParlementariaSeni & BudayaUtama

Sederet Artis yang Turun ke Jalan Tolak Revisi UU Pilkada di Gedung DPR

20
×

Sederet Artis yang Turun ke Jalan Tolak Revisi UU Pilkada di Gedung DPR

Sebarkan artikel ini
Sejumlah Komika yang turun jalan lakukan aksi baru-baru ini. (Int)

JAKARTA, arikamedia.id – Bersama para mahasiswa, sejumlah komika hingga aktor ikut demo penolakan revisi Undang Undang Pilkada di depan Gedung DPR, Jakarta pada Kamis (22/8/2024).

Mereka ikut mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat pencalonan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Berikut sederet artis yang turun ke jalan tolak revisi UU Pilkada:

1.Para komika

Para komika turut hadir dalam aksi demonstrasi tersebut. Beberapa komika yang hadir dalam aksi demo adalah Adjisdoaibu, Abdur Arsyad, Arie Kriting, Abdel Achrian, Bintang Emon, Arif Brata, Rispo, Yudha Keling, ada juga Rigen Rakelna.

Mereka kompak memakai baju berwarna hitam, topi, hingga kaca mata hitam. Beberapa komika tersebut satu per satu memberikan orasinya di atas mobil komando. Salah satunya, Abdur Arsyad. Ia meminta untuk mengawal putusan MK yang hendak dianulir oleh DPR dengan mengesahkan RUU Pilkada.

“Jangan berharap kami lucu di atas mobil ini, karena yang lucu itu ada di dalam sana (DPR). Kita berkumpul, mohon maaf jika bapak ibu mengalami kemacetan, tapi kita mau pastikan demokrasi itu tidak macet 5 tahun ke depan,” kata Abdur Arsyad, dikutip dari Kompas.com.

2. Reza Rahadian

Baca Juga  Pelaku Usaha dan Seniman di Solo Mendesak LMKN Dibubarkan

Kehadiran aktor Reza Rahadian di depan Gedung DPR juga turut mengejutkan publik. Reza ikut turun dalam demo karena merasa resah melihat situasi panas menjelang Pilkada 2024. Reza mengatakan, kali ini ia tak bisa tinggal diam.

“Saya selama ini selalu menjadikan dunia seni sebaagai wilayah untuk saya menyampaikan keresahan hati dan kritik sosial. Tapi hari ini, saya sudah tidak bisa lagi berhenti diam. Saya tidak bisa tidur tenang di rumah,” kata Reza saat orasi. “Ini bukan negara milik keluarga tertentu,” lanjut Reza. Mengacu pada putusan MK mengenai ambang batas Pilkada, Reza merasa hal itu telah mengembalikan kehormatan lembaga tersebut.

Dia pun geram karena lembaga lain, yaitu DPR, justru berusaha untuk menjegalnya. Ia mempertanyakan fungsi DPR untuk mewakili rakyat.

3. Joko Anwar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *