AMBON, arikamedia.id – Jurnalis Perempuan bekerja ganda dimana harus membagi diri mungkin yang sudah berumah tangga, tapi juga profesi jurnalis dan juga kekerasan terhadap jurnalis yang kerap kita dengar dan masih banyak lagi misalnya terkait dengan upah yang mau dibilang ada perbedaan antara jurnalis laki-laki dan perempuan walaupun kita ketahui bahwa jurnalis perempuan itu betul-betul sangat peka karena penuh dengan empati dan humanis.
FJPI jangan hanya sekedar forum untuk kita duduk, dan saling berbagi, tetapi lebih dari itu ini merupakan forum penguatan untuk kita membawa masa depan Maluku untuk lebih baik kedepan tentunya, dan memaknai akan segala tantangan yang dihadapi.
Di dalam melakukan tanggung jawab dan kerja-kerja sebagai jurnalis yang mana punya tugas untuk bagaimana hadir memberikan warna dalam pers yang merupakan salah satu pilar demokrasi, agar ada pengembangan diri, pengembangan karakter, itu harus terus dilakukan.
“Untuk jurnalis perempuan Maluku, saya mau bilang saya sudah 3 periode ada di DPD RI ini semua berkat dukungan dan kerja-kerja dari jurnalis perempuan di Maluku dan saya minta terimakasih kasih pada kesempatan ini saya punya masukan kepada kawan-kawan jurnalis perempuan di Maluku kalau kita itu mau menjadi jurnalis perempuan yang berkarakter, punya integritas profesional saya rasa kita hanya perlu 3K, kerja dengan kredibel, komitmen dan harus konsisten, dan apa yang diharapkan dari seorang perempuan yang katanya punya kepekaan, ayo kita kerja kita melakukan yang namanya G yaitu gender, kemudian ada inklusi sosial yang juga merupakan bagian dari tanggung jawab perempuan tentunya ditengah-tengah tantangan yang harus dilewati,” ujar Wakil Ketua Komite IV DPD RI, Novita Anakotta,SH MH, saat menjadi Keynote Speech saat Pembukaan Muscam I FJPI Maluku pekan lalu.