ISU dugaan ompreng atau wadah makan bergizi gratis (MBG) mengandung lemak babi masih terus bergulir. Hingga saat ini pemerintah masih belum mengumumkan hasil uji laboratorium wadah tersebut meski sudah hampir satu bulan berlalu sejak isu ini mencuat pada pertengahan Agustus lalu, demikian ditulis di Tempo.co.
Adapun dugaan ini bermula dari laporan Indonesia Business Post yang melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, Cina, yang diduga merupakan importir ompreng untuk program MBG.
Mereka menemukan pabrik tersebut memalsukan label “Made in Indonesia” dan logo SNI pada ompreng yang sebenarnya diproduksi di Cina. Ompreng tipe 201 ini juga diduga mengandung mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam. Selain itu, ditemukan indikasi adanya penggunaan minyak babi atau lard dalam ompreng yang diproduksi.
Merespons temuan tersebut, Badan Gizi Nasional dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan akan menggelar uji laboratorium untuk membuktikan kandungan lemak babi itu. Namun, hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan hasil uji sampel tersebut.
BPOM Klaim Sudah Kantongi Hasil Uji Sampel