Oleh Aswad Lesnussa,S.Pd. M.Pd – Fungsionaris Badan Riset IMM Kota Ambon
DALAM IKLIM demokrasi lokal, terlalu sering janji kampanye hanya menjadi alat meraih suara, namun tidak semua pemimpin benar-benar turun tangan setelah duduk di kursi kekuasaan. Namun, di Kota Ambon, kepemimpinan Wali Kota Bodewin Wattimena dan Wakil Wali (Wawali) Ely Toisutta memperlihatkan sebuah pengecualian.
Dengan mengusung semangat BETA AMBON (Bodewin–Ely Toisuta Ambon) mereka tidak berhenti di janji, tetapi membawa narasi perubahan itu ke dalam tindakan nyata yang menyentuh langsung masyarakat.
Salah satu janji paling penting dan sudah terbukti nyata adalah program WAJAR (Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jumpa Rakyat). Program ini bukan sekadar formalitas seremonial, tetapi benar-benar membuka ruang dialog langsung antara pemimpin dan rakyat.
Setiap hari Jumat, Balai Kota Ambon disulap menjadi forum publik, tempat masyarakat datang menyampaikan keluhan, harapan, bahkan kritik tanpa perantara birokrasi. Pemerintah menindaklanjuti aduan tersebut secara cepat termasuk soal air bersih, pungutan liar, hingga penggusuran dan pengelolaan lahan. Ini adalah bukti konkret dari slogan “pemimpin hadir di tengah rakyat”.
Selain membuktikan komitmen mendengarkan rakyat, pasangan BETA AMBON juga membawa pendekatan inovatif dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Program Kalesang Kintal Kosong menjadi contoh nyata, di mana lahan-lahan tak terpakai di perkotaan dimanfaatkan menjadi sumber pangan produktif.