AMBON, arikamedia.id – Fungsionaris Afiliasi Anak Muda Kota Ambon, Yunus Watngieel, melontarkan kritik tajam terhadap keberadaan Maluku City Mall (MCM) yang dinilainya telah menjadi ancaman terselubung terhadap kedaulatan aset daerah.
Yunus menuding bahwa MCM bukan sekadar mitra usaha, melainkan aktor yang diduga telah menguasai aset publik melalui kemasan kerja sama yang tidak transparan.
“Kita harus bicara apa adanya. Ini bukan kerja sama yang sehat, ini bentuk penyusupan terhadap ruang-ruang ekonomi daerah. Atas nama investasi, mereka masuk dan menguasai aset, sementara masyarakat tidak tahu-menahu,” tegas Yunus.
Menurutnya, praktik semacam ini adalah bentuk penjajahan modern, di mana kekuasaan ekonomi berpindah tangan ke pihak swasta dengan restu yang kabur dari pemerintah. Yunus menekankan bahwa hingga kini belum ada kejelasan soal kontribusi nyata MCM terhadap kemajuan daerah atau peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Kalau kita buka datanya, saya yakin akan terlihat jelas bahwa pemerintah terlalu lemah dalam bernegosiasi. Aset rakyat dikelola oleh korporasi, tapi manfaatnya tidak kembali ke rakyat. Ini ancaman sistemik,” ujarnya.
Yunus mendesak Pemerintah Daerah agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bentuk kerja sama yang melibatkan MCM, termasuk kontrak-kontrak lama yang diduga merugikan daerah. Ia juga meminta agar dokumen kerja sama dibuka ke publik dan diperiksa oleh tim independen.