MALTENG, arikamedia.id – Mario Lawalata, Wakil Bupati Maluku Tengah (Malteng), bukan hanya pejabat publik ia juga bagian dari sebuah dinasti politik dan bisnis yang memiliki pengaruh signifikan di Maluku.
“Melihat situasi ini bukan semata-mata sebagai kerja politik, tetapi sebagai strategi untuk melindungi aset keluarga yang tersebar di sektor-sektor strategis, termasuk bisnis BBM,” kata tokoh muda Malteng, Basyir Tuhepaly, Jumat (20/06/25).
Tuhepaly mengatakan, istrinya adalah anggota DPRD Provinsi Maluku, sementara ibunya duduk sebagai anggota DPRD Malteng.
Ditambahkan, dalam konteks ini, sulit untuk mengabaikan kemungkinan adanya konflik kepentingan antara posisi publik dan kepentingan pribadi atau keluarga.
Menurutnya, Mario diketahui merupakan pengusaha bensin dan memiliki beberapa stasiun Pertamina di Provinsi Maluku. Ini bukan informasi yang sepele, karena ketika penguasa juga pengusaha, garis antara “kepentingan masyarakat” dan “kepentingan keluarga” menjadi kabur.
“Pertanyaannya, apakah kebijakan-kebijakan yang diambil, termasuk pernyataan-pernyataan publik yang mengatasnamakan rakyat, benar-benar lahir dari kepentingan masyarakat? Atau hanya topeng untuk mengamankan kekuasaan dan melindungi bisnis keluarga,”? tanyanya.