JAKARTA, arikamedia.id – Genderang perang dagang yang ditabuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat ekonomi dunia makin tidak pasti. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabil.
Pekan lalu, Trump memperluas kebijakan proteksionisnya. Setelah mengenakan tarif tinggi pada produk dari Kanada, Meksiko, dan China, Presiden dari Partai Republik itu resmi memberlakukan bea masuk sebesar 25 persen untuk baja dan aluminium.
Dengan kebijakan ini, seluruh impor produk berbahan aluminium dan baja, mulai dari kaleng soda, mur, baut, hingga mesin berat akan dikenai bea masuk yang baru. Kebijakan yang mulai berlaku pada Rabu (12/3/2025) ini memicu ketegangan baru. Eropa, Kanada, Inggris dan Australia langsung melayangkan kecaman. Kanada bahkan mempertimbangkan langkah balasan.
Sementara itu, Uni Eropa memberlakukan tarif balasan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut kebijakan Trump itu sangat merugikan dunia usaha dan semakin membebani konsumen. Kenaikan tarif disebut akan mengganggu rantai pasokan, menciptakan ketidakpastian ekonomi, serta mengancam lapangan kerja dan meningkatkan harga. “Tidak ada yang diuntungkan dari situasi ini, baik di Uni Eropa maupun di AS,” ujarnya dikutip dari BBC, Kamis (13/3/2025).