Menurutnya, keputusan DPP sangat bertentangan dengan asas musyawarah mufakat, yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
“Saya punya kewajiban moral berdiri di depan saudara-saudara DPC, jika keputusan itu bertentangan dengan hati nurani dari teman-teman sekalian,” ungkapnya di Pacific Hotel, Sabtu, (30/08/2025)
Secara pribadi, Erick mengaku memiliki hubungan baik dengan BNO, bahkan menghormatinya sebagai orang yang lebih tua. Namun, ia menyerahkan keputusan kepada teman-teman DPC.
Erick juga mengaku sudah muak dan lelah dengan dinamika politik di Partai Hanura. “Ini bukan organisasi, tapi perilaku preman, bantai-bantaian,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, Erick menegaskan bahwa dirinya telah menyatakan sikap mundur dari Partai Hanura.
“Saya nyatakan mundur. Saya akan tawarkan secupa kekuatan politik di MBD untuk bergabung dengan Partai Gerindra,” tegasnya.
“Jika mau sujud sembah dihadapan Gubernur Pak Hendrik Lewerissa selaku Ketua DPD Hanura Maluku, saya siap. Saya akan bawa kekuatan politik di MBD untuk Partai Gerindra,” sambungnya.
Erick mengaku sangat mengagumi Ketua Umum Oesman Sapta Odang. Ia pun menyinggung pernyataan OSO soal moral dan komitmen partai.
“Perlu dicatat, pemimpin itu dihargai jika perkataan dan perbuatan selaras. Dan kalau seperti ini, maka saya memilih keluar tinggalkan Hanura,” pungkas Erick. (AM-18)