Sedangkan Gubernur Maluku baru bertemu dengan President Director PT Hydrogen de France (HDF) Asia Pacific, Mathieu Geze, dan Business Development Manager Indonesia, Syaifuddin Suaib (Cipu) serta Business Development Indonesia, Kurniadi Ramadhan, Rabu (21/05/25) bertemu Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, di Bumi Serpong Damai (BSD) beberapa waktu lalu.
Pertemuan inipun sedikit berbelit dan birokrasi yang panjang, mulai dari Staf HDF yang sudah memasukkan surat ke Kantor Gubernur Maluku namun tidak dijawab-jawab, padahal surat tersebut dari investor yang hendak mananamkan modalnya di Maluku. Namun akhirnya dapat diwujudkan hanya lewat seorang sopir di lingkaran Gubernur Maluku yang menghubungi ajudan Gubernur dan pertemuan dapat dijadwalkan dan di kongkritkan.
Ini yang dimaksudkan dengan mata rantai birokrasi yang justru menghambat investasi dan sungguh disayangkan, hal yang mungkin dianggap sepele ini bisa jadi membuat investor tidak ingin berinvestasi di Maluku.
Walau demikian Pemprov Maluku terbuka dengan investasi yang masuk. Namun investasi yang masuk harus bertanggung jawab dalam hal, mengutamakan tenaga kerja lokal dan memperhatikan dampak lingkungan.
Kerjasama dengan Pemerintah daerah Maluku, Gubernur menyarankan untuk bekerjasama dengan BUMD yang nantinya bisa menjadi mitra pengembangan HDF di Maluku.